Penjelasan Tentang Reaksi hipersensitifitas tipe II

Penjelasan Tentang Reaksi hipersensitifitas tipe II

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE II
  1. Manifestasi: Antibodi terhadap sel
  2. Mekanisme: Ig G atau Ig M
  3. Disebut juga: reaksi sitotoksik
  4. Mekanisme: Ag ? masuk tubuh ? menempel pada sel tertentu ? merangsang terbentuknya Ig G atau Ig M ? mengaktifkan komplemen ? menimbulkan lisis
  5. Contoh: reaksi transfusi, anemia hemolitik, reaksi obat
Penjelasan Tentang Reaksi hipersensitifitas tipe I

Penjelasan Tentang Reaksi hipersensitifitas tipe I

REAKSI HIPERSENSITIFITAS TIPE I
  • Manifestasinya: cepat
  • Menggunakan mekanisme: Ig E
  • Disebut juga: reaksi cepat, reaksi anafilaktik, reaksi alergi
  • Mekanisme: Ag ? masuk tubuh ? merangsang Ig E ? respon imun
  • Respon imun: eritema, edema, vasokontriksi, penyempitan saluran nafas
  • Contoh: asma bronkiale, rinitis, urtikaria, dermatitis atopi
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
  • Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
    Prinsip:
  1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
  2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
  3. Adanya HCG bebas dalam urine ? antibodi akan dinetralkan ? sehingga pengendapan tidak terjadi
Alat yg diperlukan:
  • Kaca obyek, pipet, pengaduk
Reagen:
  • Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
Cara pemeriksaan:
  • 1 tetes urine + 1 tetes anti serum ? pada kaca obyek ?aduk
  • Tambah 1 tetes antigen ? goyang ? baca
Hasil
  • Positif: tidak ada penggumpalan
  • Negatif: ada penggumpalan
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST

PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
  • Prinsip: menemukan spermatozoa dlm urine katak jantan yg dirangsang oleh HCG urine
  • Tujuan: mengetahui kehamilan dng menggunakan katak jantan
  • Persiapan: katak jantan yg dipergunakan tidak boleh mengandung sperma ? dng pipet diambil cairan di lubang pengeluaran ? periksa mikroskop ? jika ada sperma tidak boleh dipakai
Alat yg digunakan:
  • Spuit 5cc, Kaca obyek, Mikroskop
Cara pemeriksaan:
  • Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 � cm didepan cloaca ? lepas ditoples berisi air
  • 1 jam kmdn ? periksa urine katak, jika tdk ada sperma ? periksa 1 jam lagi
  • Jika ada sperma GM (+), jika tidak GM (-)
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
  • Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis ? terjadi perubahan warna dari hijau ? merah
  • Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine
  • Persiapan px:
  • Dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin ? memberi hasil positif palsu
Alat yang digunakan:
  • Tabung reaksi
  • Pipet
  • Lampu spiritus
  • Penjepit tabung
  • Reagen:
  • Fehling
  • Benedict
Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
  • Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
  • Tambahkan urine 4 tetes
  • Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih
  • Angkat tabung dan baca hasilnya
Hasil:
  • Negatif : tetap biru atau kehijauan
  • Positif +: hijau kekuningan keruh
  • Positif ++: kuning keruh
  • Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
  • Positif ++++: Merah bata keruh
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE

PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE
  • Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam ? biliverdin (hijau) atau bilisianin (biru) atau choletelin (ungu)
  • Tujuan; mengetahui adanya bilirubin dalam urine
  • Persiapan px; dilarang minum obat pyridin
Alat yang digunakan:
  • Corong kaca,
  • Kertas saring,
  • Tabung reaksi dan rak
  • Reagen:
  • Barium klorit 10 %
  • Reagen Fouchet
Cara pemeriksaan
  • Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 %
  • Campur lalu saring dengan kertas saring
  • Kertas saring dengan endapan dikeringkan
  • Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes
  • Perhatikan perubahan warna
  • Hasil:
  • Positif : ada warna hijau
  • Negatif : tidak ada warna hijau
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
  • Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat
  • Tujuan; menentukan adanya protein dalam urine
  • Alat yang diperlukan:
  1. Tabung reaksi dan rak
  2. Pipet
Cara pemeriksaan:
  • 2 tabung reaksi A & B diisi urine 2cc
  • Tabung A + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % ? goyang perlahan agar campur
  • Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung B
Hasil:
  • Negatif : tidak ada kekeruhan
  • Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran
  • Positif ++ : kekeruhan dengan butiran
  • Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan
  • Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
  • Prinsip: Berat jenis unsur organik � anorganik > BJ urine ? dengan sentrifuge zat-zat tsb akan mengendap
  • Tujuan: menentukan unsur sedimen organik � anorganik dlm urine secara mikroskopis
  • Persiapan px: dilarang makan obat sulfa
Cara pemeriksaan:
  • Kocok urine dalam botol agar sedimen merata
  • Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 �15 cc ? sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm
  • Tuang bagian atas urine ? tinggal 0,5 � 1 cc ? kocok kembali sedimen
  • Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass ? periksa dibawah mikroskop
Hasil yang mungkin ditemukan:
  • Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa
Nilai normal:
  • Eritrosit: 0 � 1 / LP
  • Leukosit: 0 � 3 / LP
Lain lain:
  • + : bila jumlahnya sedikit
  • ++ : bila jumlahnya banyak
  • +++ : bila jumlahnya banyak sekali
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE

PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE
  • Prinsip: perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu
  • Tujuan: mengetahui pH urine
  • Alat yang dipakai: kertas lakmus merah � biru
Cara pemeriksaan:
  • Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine
  • Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi
Pelaporan:
  • Urine asam: lakmus biru ? merah
  • Urine basa: lakmus merah ? biru
  • Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE

PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE
  • Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer
  • Tujuan: mengetahui kepekatan urine
  • Alat yang diperlukan:
  1. Urinometer
  2. Gelas ukur 50 ml
  3. Termometer 0o-50oc
Cara pemeriksaan:
  • Baca dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian baca suhu kamar
  • Tuang urine ke gelas ukur 50 cc
  • Masukan urinometer kedlm gelas ukur, usahakan bebas terapung
  • Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka dibelakang koma)
Perhitungan:
  • Jika suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi ? perbedaan 3oC, suhu kamar melebihi sushu tera ? berat jenis ditambah 0,001, dibawahnya dikurangi 0,001
  • Contoh: suhu tera 30oC, urine 33oC ? urinometer 1,004 ? berat jenis urine 1,004 + 0,001 = 1,005
  • Nilai normal: 1,003 � 1,030
Penjelasan Tentang CARA PENGAMBILAN URINE

Penjelasan Tentang CARA PENGAMBILAN URINE

WADAH
  • Bermulut lebar dan dapat ditutup rapat
  • Harus bersih dan kering
  • Wadah diberi label: nama, nomor dan tanggal
VOLUME
  • 20 ml, kecuali untuk berat jenis = 50 ml
  • Harus segera diperiksa, jika ditunda simpan di lemari es (4oC), atau dalam termos es
WARNA URINE
Prinsip:
  • warna urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus
Tujuan:
  •  mengetahui warna urine
Persiapan:
  • Px dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-komplek, rifampisin, piramidon dll
  • Alat yang diperlukan: tabung reaksi
Cara pemeriksaan:
  • Isi tabung reaksi dengan urine � nya
  • Dilihat dlm posisi miring dng penerangan matahari
Pelaporan:
  • Tidak berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu
  • Nilai normal: kuning muda � kuning tua
KEJERNIHAN
  • Prinsip: memeriksa kejernihan urine secara langsung
  • Tujuan: menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau setelah didiamkan
  • Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan protein
Cara pemeriksaan:
  • Masukan urine kedlm tabung reaksi, � nya
  • Dilihat dng latar belakang hitam, dengan sinar matahari
  • Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan
  • Pelaporan: jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh
  • Nilai normal: Tidak berwarna/jernih
Penjelasan Tentang Jenis urine

Penjelasan Tentang Jenis urine

JENIS URINE
  • Urine sewaktu: urine yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan (sewaktu-waktu)
  • Untuk pemeriksaan warna, kejernihan, bilirubin, pH
  • Urine pagi: urine yang dikeluarkan pd waktu pagi hari setelah bangun tidur
  • Untuk pemeriksaan: berat jenis, protein, sedimen
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN SEREBRO SPINAL

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN SEREBRO SPINAL

PEMERIKSAAN SEREBRO SPINAL
  • Cairan serebro spinal diperoleh dari lumbal pungsi pada ruang antar lumbal L3-4 atau L4-5.
  • Tekanan pertama diukur, kemudian cairan diaspirasi dan dimasukan dalam tabung pemeriksaan yang steril.
  • Data analisa cairan spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit medulla spinalis dan otak
Volume :
  • Bayi : 40 � 60 ml
  • Anak : 80 � 120 ml
  • Dewasa : 100 � 160 ml
S el Darah
  • Putih / mm3      Merah / mm3
  • Neonatus      0.15       0.5
  • Anak      0.10      0.1
  • Dewasa      0.5      0.1
Chlorida :
  • Neonatus : 108 � 122 mmol / l
  • Dewasa : 112 � 130 mmol / l
Glukosa :
  • Neonatus : 1.1 � 2.2 mmol / l
  • Bayi/anak : 3.9 � 5.0 mmol / l
  • Dewasa : 2.8 � 4.4 mmol / l
  • Protein Total : 15 � 45 mg / 100 ml
  • Albumin : 52 %
  • Alpha 1 globulin : 5 %
  • Alpha 2 globulin : 14 %
  • Beta globulin : 10 %
  • Gamma globulin : 19 %
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN JAMUR

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN JAMUR

PEMERIKSAAN JAMUR
Prinsip :
  • Larutan KOH 10 % atau 20 % akan melisiskan kulit, rambut, kuku sehingga bila mengandung jamur akan terlihat adanya Hypha atau spora
  • Cara pemeriksaan: dilihat dibawah mikroskop
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN PAPANICOLAOU SMEAR

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN PAPANICOLAOU SMEAR

PEMERIKSAAN PAPANICOLAOU SMEAR
Prinsip :
  •  Mendeteksi adanya sel sel ganas pada hapusan sekret vagina / servik
Cara Pemeriksaan:
  •  Px tidak boleh irigasi vagina, memasukan obat pervagina, tidak coitus 24 � 48 jam sebelumnya
  •  Pemeriksaan dilakukan diantara waktu mens dengan posisi litotomi
  •  Dengan spekulum, ambil permukaan servik dengan spatula ? bahan difiksasi dlm obyek glass
Hasil:
  •  Kelas 1: tidak ada sel atipikal/abnormal
  •  Kelas 2: sel atipikal, tidak terbukti maligna
  •  Kelas 3: dugaan, tp tdk disimpulkan maligna
  •  Kelas 4: dugaan kuat maligna
  •  Kelas 5: kesimpulan maligna
Penjelasan Tentang WAKTU PEMBEKUAN (CLOTING TIME)

Penjelasan Tentang WAKTU PEMBEKUAN (CLOTING TIME)

WAKTU PEMBEKUAN (CLOTING TIME)
Prinsip :
  • Dengan pemeriksaan waktu pembekuan dapat dilihat adanya kelainan / kekurangan dari faktor intrinsik
Cara pemeriksaan
  • Darah dimasukan tabung reaksi ? dihitung waktunya sampai beku
  • Harga Normal : 5 � 15 menit
Penjelasan Tentang WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)

Penjelasan Tentang WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)

WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)
Prinsip :
  • Ialah pemeriksaan terhadap fungsi pembuluh darah (kapilaria) jumlah dan fungsi trombosit (ekstrinsik faktor)
Cara Pemeriksaan
  • Cuping telinga ditusuk pinset ? dihitung sampai darah berhenti
  • Harga Normal : 1 � 7 menit
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO
  • Prinsip: aglutinasi sel darah merah dengan anti serum tertentu
  • Tujuan: untuk mengetahui golongan darah seseorang
    Alat yang diperlukan:
  1. Obyek glass
  2. Lancet
  3. Kapas alkohol
Reagen:
  • Serum anti A, Serum anti B, Serum anti AB
Cara Pemeriksaan:
  • Taruh pada masing-masing obyek glass serum anti A, B dan AB
  • Tetesi serum dengan darah dan aduk
  • Lihat penggumpalan yang terjadi
Hasil:
GOL. DARAH ANTI A ANTI B
  • A      +      -
  • B      -      +
  • AB       +      +
  • O      -      -
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
  • Prinsip: terdapat perbedaan daya serap terhadap zat asam
  • Tujuan: menghitung jumlah tiap-tiap jenis leukosit dalam darah
  • Alat yang digunakan:
  1. Mikroskop
  2. Obyek glass
  3. Lancet steril
  4. Pencatat waktu
  5. Rak pengecatan
  6. Rak pengering
  7. Minyak imersi
  8. Kaca penggeser
  9. Pinsil kaca
Reagen:
  • Larutan Wright
  • Larutan buffer pH 6,4
Cara Pemeriksaan
  • Buat hapusan darah tepi
  • Cat hapusan dengan lar. Wright ? 2 menit
  • Tetesi dengan lar buffer sama banyak ? selama 5 menit
  • Siram dengan aquadest
  • Keringkan dan baca dengan mikroskop
Harga Normal:
  • Eosinofil : 1 � 3 %
  • Basofil : 0 � 1 %
  • Batang : 2 � 6 %
  • Segmen : 50 � 70 %
  • Limfosit : 20 � 40 %
  • Monosit : 2 � 8 %
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
  • Prinsip (Cara Westergren) ?darah EDTA didiamkan dlm waktu tertentu, maka sel sel darah akan mengendap
  • Tujuan: Untuk mengetahui kecepatan eritrosit mengendap dalam waktu tertentu
  • Alat yang digunakan:

  1. Tabung Westergren
  2. Rak Westergren
  3. Penghisap
  4. Pencatat waktu
  5. Pipet berskala
  6. Spuit 5cc
  7. Botol kecil

  • Reagen: Natrium sitrat 3,8%
Cara Pemeriksaan:
  • Sediakan botol yang telah diberi 0,4cc Na Sitrat 3,8%
  • Hisap darah vena 1,6cc dan masukan kedalam botol yg telah diisi Na sitrat 3,8%
  • Campur baik-baik
  • Hisap campuran tsb kedlm tab Westergren ? sampai tanda 0
  • Biarkan pipet tegak lurus dalam rak Westergren
  • Baca tingginya plasma selama 1 dan 2 jam
Nilai Normal
  • Laki-laki : 0 � 10 mm/jam
  • Wanita : 0 � 20 mm/jam
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT

PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT
  • Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Rees Echer ? lalu dihitung jumlah trombosit dalam volume tertentu
  • Tujuan: menghitung jumlah trombosit dalam darah
  • Alat yg digunakan:
  • Pipet eritrosit

  1. Kamar hitung (Improved Neubauer)
  2. Mikroskop
  3. Counter tally
  • Reagen: Larutan Rees Ecker
Cara pemeriksaan:
  • Hisap darah EDTA dng pipet lekosit ? sampai tanda 0,5
  • Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
  • Hisap lar. Rees Echer sampai tanda 101
  • Kocok darah dan larutan � 2 � 3 menit
  • Buang lar 3 � 4 tetes ? masukan kedalam kamar hitung
  • Hitung trombosit dengan mikroscop ? lap 1,3,7,9 ? hasil x 500
  • Nilai Normal: 150.000 � 400.000 / mm3
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT

PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT
  • Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Hayem ? lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu
  • Tujuan: menghitung jumlah eritrosit dalam darah
  • Alat yg digunakan:
  • Pipet eritrosit

  1. Kamar hitung (Improved Neubauer)
  2. Mikroskop
  3. Counter tally
  • Reagen: Larutan Hayem
Cara pemeriksaan:
  • Hisap darah EDTA dng pipet eritrosit ? sampai tanda 0,5
  • Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
  • Hisap lar. Hayem sampai tanda 101
  • Kocok darah dan larutan � 2 � 3 menit
  • Buang lar 3 � 4 tetes ? masukan kedalam kamar hitung
  • Hitung leukosit dengan mikroscop ? lap A, B, C, D dan E ? hasil x 10.000
Nilai Normal:
  • Pria : 4,5 � 5,5 juta/ mm3
  • Wanita : 4 � 5 juta/ mm3
Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT

PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT
  • Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Turk ? lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume tertentu
  • Tujuan: menghitung jumlah lekosit dalam darah
  • Alat yg digunakan:
  • Pipet leukosit
  • Kamar hitung (Improved Neubauer)
  • Mikroskop
  • Counter tally
  • Reagen: Larutan Turk
Cara pemeriksaan:
  • Hisap darah EDTA dng pipet lekosit ? sampai tanda 0,5
  • Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
  • Hisap lar. Turk sampai tanda 11
  • Kocok darah dan larutan � 2 � 3 menit
  • Buang lar 3 � 4 tetes ? masukan kedalam kamar hitung
  • Hitung leukosit dengan mikroscop ? lap 1,3,7,9 ? hasil x 50
  • Nilai Normal: 5.000 � 10.000 / mm3

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI

Penjelasan Tentang CARA PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI
  • Prinsip: Hb ? asam hematin (oleh HCl) ? warna as hematin dibandingkan dengan standart
  • Tujuan: menetapkan kadar Hb dlm darah
  • Reagen: lar HCl 0,1N, aquadest
Alat:
  • Gelas berwarna sbg standart
  • Tabung hemometer
  • Pengaduk dari gelas
  • Pipet Sahli, pipet Pasteur
  • Kertas saring
Cara pemeriksaan:
  • Tab hemometer diisi lar HCl 0,1N ? sampai tanda 2
  • Hisap darah kapiler dng pipet Sahli smpi tanda 20 �l
  • Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
  • Masukan darah kedalam tabung hemometer
  • Bilas darah dengan larutan HCl didlm tabung
Cara pemeriksaan:
  • Tunggu 5 menit ? pembentukan as. Hematin
  • Tambah aquadest ? sampai warna sama dengan standart ? baca dalam gr/dl
Nilai Normal:
  • Laki-laki: 14 � 18 gr/dl
  • Wanita : 12 � 16 gr/dl
Penjelasan Tentang Cara pengambilan spesimen

Penjelasan Tentang Cara pengambilan spesimen

PENGAMBILAN SPESIMEN
  • Alat: pipet, spuit, lancet, tourniquet, kapas alkohol 70%
  • Wadah: tertutup, bersih, kering, berlabel
Cara pengambilan:
  • Dewasa: ujung jari tengah, manis
  • Anak: tumit, ibu jari kaki bag pinggir
  • Darah vena: vena cubiti
Antikoagulan:
  • EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) ? 1� mg/ml
  • Larutan Oxalat ? 0,2 ml/ml darah
Penjelasan Tentang Fisiologi konstipasi

Penjelasan Tentang Fisiologi konstipasi

Konstipasi terjadi jika peristaltik colon terlalu lambat yang menyebakan absorpsi cairan terlalu lama menyebabkan feses padat sehingga menimbulkan konstipasi

Faktor penghambat peristaltik colon:
  1. Disengaja/menahan defekasi
  2. Psikis
  3. Anestesi
Penjelasan Tentang Pengertian defekasi

Penjelasan Tentang Pengertian defekasi

Defekasi adalah proses pengeluaran feses
Proses defekasi dimulai dari pasase feses dari colon descenden masuk rectum
Adanaya feses dalam rectum akan menimbulkan reflek defekasi (kontraksi otot rectum)

membukanya sfinter ani interna yang bertujuan untuk mengosongkan isi rectum
Proses ini dapat ditahan oleh sfinkter ani eksternum yang mengakibatkan reflek defekasi berhenti
Reflek defekasi akan timbul lagi, saat ada feses masuk lagi kedalam rectum
Penjelasan Tentang Getah empedu

Penjelasan Tentang Getah empedu

Getah empedu mengandung: garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak (sebagai deterjen) yang bertujuan agar lemak dapat bercampur dengan air (enzim), sehingga lemak dapat dicerna oleh enzim

Jika ductus choleducus buntu maka garam empedu tidak dapat masuk duodenum, yang mengakibatkan lemak tidak dapat dicerna oleh enzim, sehingga lemak ikut terbuang bercampur bersama faeses yang menyebabkan feses berwarna putih seperti dempul

Absorbsi vitamin ADEK juga perlu bantuan garam empedu, tidak ada garam empedu akan menyebabkan defisiensi vitamin ADEK
Penjelasan Tentang Getah pankreas

Penjelasan Tentang Getah pankreas

Getah pankreas mengandung enzim:
  1. Tripsin berfungsi merubah protein menjadi polipeptide
  2. Amilase pankreas, berfungsi merubah amilum menjadi maltose dan dekstrin
  3. Lipase pankreas berfungsi merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Penjelasan Tentang Macam macam enzim usus halus

Penjelasan Tentang Macam macam enzim usus halus

MACAM ENZIM USUS HALUS
  1. Peptidase berfungsi merubah polipeptide menjadi asam amino
  2. Maltase berfungsi merubah maltose menjadi 2 glukose
  3. Sukrase berfungsi merubah sukrose menjadi glukose + fruktose
  4. Laktase berfungsi merubah laktose menjadi  glukose + galaktose
  5. Lipase berfungsi merubah lemak menjadi asam lemak + gliserol
Penjelasan Tentang Absorpsi makanan

Penjelasan Tentang Absorpsi makanan

Di usus halus makanan dicerna oleh enzim jadi bentuk sederhana:
  • Karbohidrat menjadi monosakarida (glukose, fruktose dan galaktose), oleh enzim ptyalin, amilase pankreas dan maltose
  • Lemak menjadi asam lemak, oleh enzim lipase usus dan lipase pankreas
  • Protein menjadi asam amino, oleh pepsin, tripsin dan peptidase
  • Vitamin, mineral, air
Glukose dan asam amino, absorpsi oleh usus halus dengan cara diffusi masuk darah melalui vena vorta menuju hati, di hati semua monosakarida dirubah menjadi glukose baru diedarkan keseluruh sel melalui darah

Asam lemak, sebagai kilomikron diabsorpsi oleh lakteal sentralis (dalam vili usus) kemudian lewat aliran limfe dimasukan kedalam aliran darah
Penjelasan Tentang Isi getah lambung

Penjelasan Tentang Isi getah lambung

Isi getah lambung:
  • Mukus
  • Pepsinogen
  • HCl
  • Renin
Faktor sekresi:
  • Adanya makanan dalam mulut & lambung
  • Fantasi makanan
  • Emosi (stress)
  • Hipoglikemi
  • Protein, alkohol, cafein, obat-abatan (antalgin, asam mefenamat)
Penjelasan Tentang Fungsi gaster

Penjelasan Tentang Fungsi gaster

FUNGSI GASTER
  1. Menyimpan makanan
  2. Mencampur makanan dengan getah lambung menjadi bahan setengah padat yang disebut Kimus
  3. Mengatur Kimus dikeluarkan sedikit demi sedikit kedalam duodenum, proses pengaturan dilakukan oleh sfinkter piloricum (satu porsi perlu waktu 6 jam)

  • Didalam lambung protein dicerna oleh enzim pepsin menjadi pepton dan protease
  • Pepsin terdapat didalam getah lambung sebagai enzim pepsinogen yang belum aktif (artinya belum dapat mencerna protein)
  • Pepsinogen perlu diaktifkan HCl (asam lambung) menjadi pepsin (enzim yang aktif, artinya sudah dapat mencerna protein)
  • Yang dapat mengaktifkan enzim pepsinogen adalah asam lambung (HCl) dan pepsin yang telah terbentuk
  • Renin adalah enzim yang befungsi mengkoagulasi susu terdapat banyak pada bayi
Penjelasan Tentang Fase diglutisi

Penjelasan Tentang Fase diglutisi

Ada 3 fase diglutisi:
1.Fase lingual/oral, bersifat (volunter) sadar (sesuai perintah otak) yang dilakukan oleh lidah
2.Fase faringeal, bersifat involunter (tidak sadar, bergerak secara reflek, jika ada gangguan akan menimbulkan salah jalan, tersedak), pada fase tsb terjadi proses:
  • Palatum molle menutup nares posterior, agar makanan tidak masuk hidung
  • Arkus palatofaringeal menyempit dibagian tengah, membentuk segitiga dengan dasar diatas agar bolus masuk ke farink posterior
  • Epiglotis mengayun bolus masuk esofagus, sebagai papan lucur bolus
3.Fase esofagial, dengan gerak peristaltik, mendorong makanan masuk gaster, jika bolus terlalu besar menimbulkan rasa sakit saat menelan
  • Jika proses menelan terganggu terjadi tersedak
  • Jika bolus terlalu besar menimbulkan nyeri pada esofagus
  • Saat menelan ada udara ikut masuk disebut aerofagia yang sebagian diregurgitasi (sendawa) dan  sebagian terus masuk ke usus keluar sebagai flatus
Penjelasan Tentang Faktor sekresi saliva

Penjelasan Tentang Faktor sekresi saliva

Faktor sekresi saliva:
  1. Rangsangan rasa asam pada lidah
  2. Rangsangan taktil pada lidah terutama obyek yang halus
  3. Rangsang bau terutama makanan yang disukai
  4. Fantasi makanan yang disukai
Penjelasan Tentang Fungsi saliva

Penjelasan Tentang Fungsi saliva

Fungsi saliva:
  1. Membasahi mulut
  2. Membunuh kuman (mengandung antiseptik)
  3. Mencerna secara kimiawi (mengandung enzim ptyalin)
Penjelasan Tentang Pengertian mastikasi

Penjelasan Tentang Pengertian mastikasi

Mastikasi adalah proses mengunyah makanan, yang dilakukan oleh gigi menjadi bagian-bagian yang halus, kemudian dengan bantuan saliva dijadikan satu menjadi bulatan yang disebut bolus
Dengan adanya bolus, proses menelan makanan menjadi lebih mudah
Didalam saliva terdapat enzim ptyalin (enzim dan amilase) yang berfungsi merubah karbohidrat (amilum) menjadi disakarida (maltose)
Fungsi saliva:
  1. Membasahi mulut
  2. Membunuh kuman (mengandung antiseptik)
  3. Mencerna secara kimiawi (mengandung enzim ptyalin)
Faktor sekresi saliva:
  1. Rangsangan rasa asam pada lidah
  2. Rangsangan taktil pada lidah terutama obyek yang halus
  3. Rangsang bau terutama makanan yang disukai
  4. Fantasi makanan yang disukai
Penjelasan Tentang Perubahan bentuk makanan

Penjelasan Tentang Perubahan bentuk makanan


  1. Karbohidrat (polisakarida) menjadi disakarida kemudian dipecah lagi menjadi monosakarida (glucose, fructose dan galaktose)
  2. Lemak dipecah menjadi asam lemak
  3. Protein dipecah menjadi polipeptida, kemudian dipecah lagi menjadi asam amino
Penjelasan Tentang Pengertian pencernakan fisika

Penjelasan Tentang Pengertian pencernakan fisika

Pencernakan Fisika yaitu pencernakan yang merupakan makanan dari bentuk besar menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi
Penjelasan Tentang Macam macam pencernakan

Penjelasan Tentang Macam macam pencernakan

Pencernakan dibedakan dua macam:
  1. Pencernakan Fisika: yaitu pencernakan yang merupakan makanan dari bentuk besar menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi
  2. Pencernakan Kimiawi adalah pencernakan makanan dengan menggunakan enzim, mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana
Penjelasan Tentang Pengertian pencernakan

Penjelasan Tentang Pengertian pencernakan

Pencernakan adalah proses perubahan makanan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana atau dari bentuk kasar menjadi halus
Tujuan dari pencernakan adalah agar makanan mudah untuk diserap (absorpsi)
Hasil pencernakan karbohidrat adalah monosakarida, protein adalah asam amino dan lemak adalah asam lemak
Pencernakan dibedakan 2 macam:
  1. Pencernakan Fisika: yaitu pencernakan yang merupakan makanan dari bentuk besar menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi
  2. Pencernakan Kimiawi adalah pencernakan makanan dengan menggunakan enzim, mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana
Penjelasan Tentang Bagian dari usus besar hadala

Penjelasan Tentang Bagian dari usus besar hadala

Intestinum crasum atau colon h�dala usus besar permukaannya bergelombang yang disebut Haustra, bagian dari usus besar h�dala:
  1. Caecum: bagian colon yang terletak dibawah ileum, didalam cecum terdapat appendix vermicularis (usus buntu)
  2. Colon ascenden: bagian colon yang naik keatas, diatas ileum
  3. Colon transversum: bagian colon yang berjalan mendatar
  4. Colon descenden: bagian colon yang berjalan menurun, terletak disebelah kiri
  5. Colon sigmoid: bagian colon yang berbelok, membentuk huruf s (sigmoid)
  6. Rectum; bagian terakhir dari colon yang terletak pada ujung coclon sebelum anus
  7. Anus: merupakan pintu keluar dari colon
Permukaan colon yang menggembung disebut haustra, serta ada bentukan seperti cacing pada permukaan colon yang disebut: taenia coli, ini merupakan kumpulan otot colon longitudinal
(tidak semua permukaan colon ada otot tsb, hanya ada di tiga tempat)
Sepanjang taenia coli terdapat tonjolan jaringan yang disebut: appendix epiploika

Tempat pertemuan antara ileum dan colon, terdapat sfinkter yang disebut: sfinkter ileosecal, yang berfungsi mencegah refluk sisa makanan yang sudah masuk colon kembali ke ileum
Penjelasan Tentang Bagian usus halus

Penjelasan Tentang Bagian usus halus

Usus halus dibagi 3 bagian
  1. Duodenum
  2. Jejunum
  3. Ilium

Secara anatomis ketiganya sama,  bedanya hanya ada pada besarnya lumen, makin kebawah makin besar, dan setiap tambah besar diberi nama berbeda, secara fisiologis ketiganya mempunyai fungsi yang sama
Penjelasan Tentang Fungsi plika gastrika

Penjelasan Tentang Fungsi plika gastrika

Plika gastrika merupakan lipatan mukosa pada ruang dalam gaster yang berfungsi sebagai kelenjar dan menghasilakan getah lambung
Lapisan Lambung: terdiri 3 lapisan
  1. Tunica mucosa
  2. Tunica submucosa
  3. Tunica muscularis (otot)

  • M. sircularis (internal) berfungsi untuk gerak menyempit
  • M. longitudinal (eksternal) berfungsi untuk  gerak memendek
Penjelasan Tentang Jenis penyempitan oesofagus

Penjelasan Tentang Jenis penyempitan oesofagus

Oesofagus merupakan saluran yang menghubungkan farink dan gaster terdapat 3 tempat penyempitan di oesofagus
  1. Atas: selalu menutup, karena ada sfinkter oesofagus superior
  2. Tengah: pada percabangan bronkus
  3. Bawah: selalu menutup, karena ada sfinkter oesofagus inferior
Penjelasan Tentang Bentuk dan nama papilla lingualis

Penjelasan Tentang Bentuk dan nama papilla lingualis

Permukaan lidah kasar karena ada tonjolan-tonjolan yang tersebar di permukaan lidah, tonjolan ini merupakan tempat receptor gustatorius, tonjolan ini disebut: papilla lingualis, diberi nama berdasarkan bertuknya:
  • Papilla lingualis sircumvalata: berbentuk bundar seperti sircuit
  • Papilla lingualis fungiformis: berbentuk seperti jamur
  • Papilla lingualis filiformis: mempunyai fili
  • Tonsila lingualis: tonsil duduk
Penjelasan Tentang Glandula salivatorius

Penjelasan Tentang Glandula salivatorius

Glandula salivatorius: kelenjar ludah, terdiri 3 kelenjar
  • Glandula parotis: paling besar, terletak di bagian depan bawah telinga, jika infeksi menimbulkan penyakit parotitis (gondongen)
  • Glandula sublingualis: terletak di bawah lidah
  • Glandula submandibularis: terletak di bawah tulang rahang bawah (os mandibula)
Penjelasan Tentang SALURAN HEPAR, EMPEDU DAN PANKREAS

Penjelasan Tentang SALURAN HEPAR, EMPEDU DAN PANKREAS

SALURAN HEPAR, EMPEDU DAN PANKREAS
  • Ductus hepaticus dextra: dari hati kanan
  • Ductus hepaticus sinistra: dari hati kiri
  • Ductus hepaticus communis: gabungan ductus hepaticus dextra dan sinistra
  • Ductus cysticus: saluran empedu
  • Vesica biliaris/felea : kandung empedu
  • Ductus choleduchus : gabungan ductus cysticus dan ductus hepaticus communis
  • Ductus pancreaticus : saluran pancreas (ada dua major dan minor)
  • Ampula vateri: ruang pertemuan antara ductus choleducus dan ductus pankreaticus
  • Papilla vateri : tonjolan ampula vateri kedalam duodenum, sebagai muara masukanya getah pancreas dan getah empedu kedalam duodenum
Penjelasan Tentang Aorta

Penjelasan Tentang Aorta

AORTA
  • Aorta ascenden: aorta yang berjalan lupus keatas (dari ventrikel kiri)
  • A. Coronaria sinistra: cabang dari aorta ascenden, mengairi darah ke jantung kiri
  • A. Coronaria dextra: cabang dari aorta ascenden, mengairi darah ke jantung kanan
  • Arcus Aorta: bagian dari aorta yang melengkung (diatas aorta ascenden), keluar tiga cabang:
  1. A. Brakiosefalika
  2. A. Karotis comunis sinistra
  3. A. Subklavia sinistra
Penjelasan Tentang Sirkulasi pulmonar

Penjelasan Tentang Sirkulasi pulmonar

SIRKULASI PULMONAR
  • Truncus pulmonar: arteri yang keluar dari ventrikel kanan, kemudian bercabang jadi dua
  • Arteri pulmonalis dextra: cabang dari truncus pulmonar yang menuju paru sebelah kanan
  • Arteri pulmonalis sinistra: cabang dari truncus pulmonar yang menuju paru sebelah kiri
  • Vena pulmonalis dextra: vena dari paru kanan menuju ke atrium kiri
  • Vena pulmonalis sinistra: vena dari paru kiri menuju ke atrium kiri
Penjelasan Tentang Pembuluh darah jantung

Penjelasan Tentang Pembuluh darah jantung

PEMBULUH DARAH JANTUNG
  • Aorta: pembuluh darah yang keluar dari ventrikel sinistra, membawa darah bersih ke seluruh tubuh
  • Arteri pulmonalis: pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra, membawa darah kotor ke paru-paru
  • Vena cava superior: pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atas jantung menuju atrium kanan
  • Vena cava inferior pembuluh darah yang membawa darah dari bagian bawah jantung menuju atrium dextra
  • Vena pulmonalis: pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru menuju atrium sinistra
  • Arteri coronaria dextra: arteri yang keluar dari aorta, mensuplay darah untuk jantung kanan
  • Arteri coronaria sinistra: arteri yang keluar dari aorta, mensuplay darah untuk jantung kiri
Penjelasan Tentang Pengertian denyut arteri

Penjelasan Tentang Pengertian denyut arteri

Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6 � 9 m per detik, sekitar 15 x lebih cepat dari darah
Denyut dapat dirasakan pada arteri yang dekat kulit (arteri radialis pada pergelangan)
Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri
Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai; kerja jantung, pembuluh darah dan sirkulasi
Penjelasan Tentang Tekanan darah

Penjelasan Tentang Tekanan darah

TEKANAN DARAH
  • Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada permukaan yang tertutup
  • Tekanan darah ventrikel sistole: 120 mmHg, dan diastole: 0 mmHg
  • Tekanan darah aorta sistole: 120 mmHg, dan diastole: 80 mmHg
  • Perubahan sistemik: aorta 100 mmHg ? arteri (100 � 40 mmHg) ? arteriole (25 � 10 mmHg)  vena (10 � 5 mmHg) ? vena cava ( 5 � 0 mmHg) ? atrium kanan 0 mmHg
Faktor yang mempengaruhi:
  • Curah jantung, makin besar makin tinggi
  • Tahanan perifer aliran darah:
  • Viskositas darah: makin kental makin tinggi
  • Panjang pembuluh: makin besar tahanan makin besar
  • Radius pembuluh: berbanding terbalik, vasodilatasi ? menurunkan, vasokontriksi ? meningkatkan
Pengaturan saraf oleh medulla oblongata (pusat vasomotorik), pusat akselerator dan inhibitor jantung, serta baroreseptor aorta dan karotis
Pengaturan kimia dan hormonal:
  • Hormon adrenal: epinefrin dan norepinefrin
  • ADH
  • Angiotensin, histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, bradikinin, prostaglandin ? vasoaktif
Penjelasan Tentang Abnormalitas hantaran

Penjelasan Tentang Abnormalitas hantaran

ABNORMALITAS HANTARAN
  • Irama Jantung Abnormal (Aritmia): disebabkan ketidakteraturan nodus S-A dan nodus A-V atau gangguan sistem hantaran
  • Blok jantung: gangguan pada hantaran sehingga sebagian atau semua impuls tidak mencapai ventrikel ? jantung berdenyut dengan irama sendiri
  • Blok jantung parsial: atrium berdenyut normal, frekuensi hantaran yang melalui nodus A-V melambat ? mengakibaatkan ventrikel hanya berkontraksi sekali setelah atrium kontraksi ke 2, 3 atau 4
  • Blok jantung komplet: atrium berdenyut normal, tetapi ventrikel berdenyut sendiri dengan frekuensi: 20 � 40 x/menit
  • Blok jantung diatasi dengan memasang alat pacu jantung buatan yang dipasang dibawah kulit
  • Fokus Ektopik: adalah defek hantaran yang menyebabkan denyut abnormal
  • Kontraksi Ventrikular Premature atau ekstra sistole
  • Geletar (flutter) dan fibrilasi: kontraksi cepat dan tidak terkoordinasi baik pada ventrikel maupun atrium
  • Flutter jika frekuensi: 200 � 300 x/menit, jika lebih disebut fibrilasi
  • Fibrilasi atrial tidak mengancam kehidupan, sedang fibrilasi ventrikel akan menyebabkan kematian
Penjelasan Tentang Sistem pengaturan jantung

Penjelasan Tentang Sistem pengaturan jantung

SISTEM PENGATURAN JANTUNG
  • Serabut Purkinje: serabut otot jantung khusus yang mampu menghantarkan impuls 5x lebih cepat. Serabut tsb memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan yang diikuti oleh kontraksi ventrikel
  • Nodus Sinoatrial (Nodus SA)
  • Lokasi: dinding posterior atrium kanan dibawah pembukaan vena cava superior
  • Nodus SA melepas impuls 72 x/menit, dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis, berfungsi mengatur frekuensi kontraksi irama sehingga disebut: pemacu jantung
  • Nodus Atrioventrikuler (Nodus A-V)
  • Lokasi: dinding posterior atrium kanan
  • Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikuler
  • Berkas A-V (berkas His)
  • Adalah sekelompok serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikuler menuju ventrikel, lalu bercabang menjadi berkas kanan dan kiri
  • Berkas kanan menuju ventrikel kanan, sedang berkas kiri menuju ventrikel kiri
Penjelasan Tentang Fungsi sistem sirkulasi

Penjelasan Tentang Fungsi sistem sirkulasi

FUNGSI SISTEM SIRKULASI
  • Transport: makanan, gas, hormon, mineral, enzim, sisa metabolisme.
  • Mempertahankan suhu tubuh dengan cara vasokontriksi dan vasodilatasi
  • Perlindungan melalui sistem imun dan pembekuan darah
  • Buffering, protein darah merupakan sisten buffer yang mempertahankan pH darah
Penjelasan Tentang Komponen sistem sirkulasi

Penjelasan Tentang Komponen sistem sirkulasi

KOMPONEN SISTEM SIRKULASI
  • Sistem cardiovaskuler yang terdiri jantung, pembuluh darah dan darah
  • Sistem limfatik yang terdiri pembuluh limfe, dan nodus limfe yang terletak pada pembuluh limfe yang besar
  • Sistem pembentuk dan penyimpan darah yang terdiri limfe, hati, sumsum tulang, kelenjar timus
Penjelasan Tentang Pengertian sistem sirkulasi

Penjelasan Tentang Pengertian sistem sirkulasi

Sistem sirkulasi adalah penghubung antara lingkungan interna dan lingkungan eksterna tubuh
Sistem ini membawa nutrien, gas ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ serta membawa produk akhir metabolik dari sel ke luar tubuh
Penjelasan Tentang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

Penjelasan Tentang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat:
  1. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya
  2. Perilaku
  3. Pelayanan Kesehatan
  4. Hereditas (keturunan)
  • Intervensi faktor lingkungan : perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi, stabilitas politik dan keamanan
  • Intervensi pelayanan kesehatan: penyediaan dan perbaikan fasilitas kesehatan, perbaikan sistem dan manajemen pelayanan kesehatan
  • Intervensi hereditas, perbaikan gizi ibu hamil, pendidikan kesehatan pada kelompok risiko penyakit keturunan.
Penjelasan Tentang Defisi kesesahan masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni

Penjelasan Tentang Defisi kesesahan masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni

Winslow (1920) mendefisikan Kesesahan Masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui �usaha-usaha pengorganisasian masyarakat� untuk:
  1. Perbaikan sanitasi lingkungan
  2. Pemberantasan penyakit menular
  3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
  4. Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
  5. Pengembanagan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.
Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Penjelasan Tentang Strategi puskesmas idaman

Penjelasan Tentang Strategi puskesmas idaman

Tujuan Puskesmas Idaman adalah memuaskan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang telah kita berikan. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan strategi sebagai berikut:
1. Strategi untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan
  • Puskesmas Idaman dalam meningkatkan mutu tenaga kesehatan mengunakan strategi � PusKesMas � yang mencakup tiga aspek �Pus�, �Kes�, dan �Mas�. Adapun rincian ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:
  • PUS: merupakan singkatan: Profesionalisme, Unggul dan Santun artinya Puskesmas Idaman akan ditangani oleh tenaga kesehatan yang profesional dibidangnya, unggul dalam hal ilmu dan keahlian serta mempunyai mental sopan santun dalam hal lisan dan tindaknya.
  • KES: merupakan singkatan: Komitmen, Etika , dan Semangat atau Motivasi yang tinggi, artinya tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan Puskesmas Idaman harus mempunyai komitmen yang tinggi baik, komitmen pekerjaan maupun komitmen organisasi, serta harus beretika serta motivasi kerja yang tinggi untuk kelangsungan pelayanan kesehatan yang konsisten dalam peningkatan mutu.
  • MAS: merupakan singkatan dari Manusiawi, Asuh dan Simpati, artinya Tenaga kesehatan di Puskesmas Idaman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan harus memperlakukan pelanggan secara manusiawi, secara iklas mau melayani (asuh) dengan rasa simpati.
2. Strategi peningkatan mutu pelayanan kesehatan
  • Puskesmas Idaman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan menggunakan strategi � Idaman � yang mencakup empat aspek �Indah�, �Damai�, �Aman� dan �Nyaman�. Adapaun rincian keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut:
  • Indah : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Idaman dilaksanakan dalam nuansa indah dan rapi, baik tenaga kesehatan yang melayani, tempat pelayanan, ruang tunggu pasien, kamar mandi/jamban dan lingkungan/taman Puskesmas.
  • Damai : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Idaman dilaksanakan dalam nuansa damai, yaitu suasana yang memberikan rasa percaya yang tinggi pada pelanggan.
  • Aman : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Idaman dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Prosedure (SOP) sehingga akan memberikan rasa aman dan keyakinan yang tinggi tentang mutu pelayanan kesehatan yang diterima.
  • Nyaman : Pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Idaman dilaksanakan dalam ruang pelayanan yang nyaman, sehingga proses pelayanan kesehatan dapat berlangsung sesuai harapan pelanggan.
Penjelasan Tentang Kebijakan puskesmas idaman

Penjelasan Tentang Kebijakan puskesmas idaman

  1. Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan: profesioanal sesuai dengan pendidikannya, unggul dalam prestasi serta sopan dan santun dalam memberikan pelayanan.
  2. Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus untuk dokter dan dokter gigi memakai jas dokter pada saat melayani pasien.
  3. Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik berblister
  4. Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan penuh simpati dibantu sepenuhnya apa keperluannya datang ke Puskesmas.
  5. Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dan keinginan pelanggan
  6. Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika dan semangat/motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pelayanan prima di Puskesmas
  7. Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-AC, sehingga memberi kenyamanan pada pasien dan tenaga kesehatan yang melayaninya
  8. Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapai sarana hiburan yang sesuai dengan harapan pasien
  9. Kamar mandi dan WC dibuat bersih, tidak berbau dan cukup air, serta dibersihkan setiap hari
  10. Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana asri dan segar
  11. Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan ditindaklanjuti dengan pertemuan pemecahan masalah di Dinas Kesehatan
  12. Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali serta ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan kesehatan
  13. Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK Menkes RI No: 128/MENKES/SK/II/2004 tentang: Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Penjelasan Tentang Misi puskesmas idaman

Penjelasan Tentang Misi puskesmas idaman

1. Memastikan Pelanggan Puskesmas.
Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar yang akan kita layani.

2. Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.
Psikografi pelanggan perlu diketahui untuk mengetahui budaya, perilaku dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Menata Mindset Tim Pelayanan Prima di Puskesmas Idaman.
Pola pikir semua pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai polapikir yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di Puskesmas Idaman.

4. Memberi kesempatan pada �front liner� untuk ikut mengambil keputusan dan memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.
Pegawai di garis depan �front liner� seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang pertama yang kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Idaman.

5. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada Pelanggan.
Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan �WOO�, maka hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.

6. Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan �Customer Market Relationship�.
Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin baik, akan menimbulkan ikatan batin di antara mereka sehingga hal tersebut akan membuat pelanggan menjadi loyal.

7. Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus berubah, untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan tersebut, sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang memuaskan pelanggan.
Penjelasan Tentang Visi puskesmas idaman

Penjelasan Tentang Visi puskesmas idaman

Puskesmas Idaman yang bermutu merupakan visi Puskesmas Idaman yang menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
Penjelasan Tentang Pengertian puskesmas idaman

Penjelasan Tentang Pengertian puskesmas idaman

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
Penjelasan Tentang Tujuan puskesmas rawat Inap (IDOLA)

Penjelasan Tentang Tujuan puskesmas rawat Inap (IDOLA)

Tujuan Puskesmas Rawat Inap (IDOLA) adalah menyelenggarakan Pelayanan Rawat Inap yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan strategi pelayanan (SENYUM) dengan rincian sebagai berikut:
  • S: Sambutlah pasien dengan senyum dan salam yang hangat, sebagai ungkapan rasa hormat dan siap melayani pasien.
  • E: Eksplorasi dan bantu menemukan masalah kesehatan yang diderita pasien.
  • N: Niat yang tulus untuk menyelesaikan masalah pasien dengan kemampuan terbaik.
  • Y: Yakinkan pada pasien bahwa masalah kesehatan yang diderita akan kita layani secara:
  • U: Umum: artinya pelayanan rawat inap di Puskesmas Rawap Inap �IDOLA� dilaksanakan secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, suku, agama dan politik.
  • M: Mutu: artinya pelayanan rawat inap di Puskesmas Rawap Inap �IDOLA� dilaksanakan sesuai dengan standart operating prosedure (SOP) dan sesuai dengan harapan atau melebihi harapan pasien.
Penjelasan Tentang Pengertian puskesmas rawat inap (IDOLA)

Penjelasan Tentang Pengertian puskesmas rawat inap (IDOLA)

Puskesmas Rawat Inap �IDOLA� adalah Puskesmas dengan fasilitas rawat inap dengan ruangan yang Indah, suasana pelayanan Damai, memperlakukan pasien secara Obyektif, menangani pasien secara Lancar serta Aman untuk mewujudkan pelayanan kesehatan rawat inap yang bermutu serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Penjelasan Tentang Upaya kesehatan dasar PKMD

Penjelasan Tentang Upaya kesehatan dasar PKMD

Upaya Kesehatan Dasar PKMD mempunyai 8 upaya kesehatan dasar yang mencakup:
  1. Pendidikan masyarakat tentang masalah kesehatan dan upaya penanggulangannya.
  2. Pemberantasan dan pencegahan penyakit endemik setempat.
  3. Program Imunisasi
  4. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
  5. Pengadaan obat esential
  6. Pengadaan pangan dan gizi
  7. Pengobatan penyakit umum dan cedera
  8. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan
Penjelasan Tentang Hal hal yang mendorong pengembangan konsep primary health care

Penjelasan Tentang Hal hal yang mendorong pengembangan konsep primary health care

Hal-hal yang mendorong pengembangan konsep Primary Health Care adalah:
  1. Kegagalan penerangan teknologi pelayanan medis tanpa disertai orientasi aspek social-ekonomi-politik.
  2. Penyebaran konsep pembangunan yang mengaitkan kesehatan dengan sektor pembangunan lainnya serta menekankan pentingnya keterpaduan, kerjasama lintas sektor dan pemerataan/perluasan daya jangkau upaya kesehatan.
  3. Keberhasilan pembangunan kesehatan dengan pendekatan peran serta masyarakat di beberapa negara.
Penjelasan Tentang Tujuan konseling genetik

Penjelasan Tentang Tujuan konseling genetik

TUJUAN KONSELING GENETIK
  • Agar seseorang yang akan menikah mendapat keturunan yang tidak cacat
  • Jika sudah terlanjur beranak pinak, dianjurkan untuk tidak beranak lagi
  • Memberikan bahan / cara mencegah atau mengobati penyakit keturunan
  • Terhadap bayi / janin baru lahir dengan cacat / kelainan, dinasehatkan cara mengasuhnya
  • Mencari jalan keluar perselisihan keluarga
Penjelasan Tentang Pengertian konseling genetik

Penjelasan Tentang Pengertian konseling genetik

Konseling Genetik adalah memberi nasehat atau konsultasi genetis kepada pasien atau keluarga, berdasarkan hasil observasi atau pemeriksaan silsilah keluarga, laboratorium dan klinis
Penjelasan Tentang Manfaat rekayasa genetik

Penjelasan Tentang Manfaat rekayasa genetik

MANFAAT REKAYASA GENETIK
  1. Pembuatan insulin manusia dari bakteri
  2. Terapi gen
  3. Pembuatan antibodi, vaksin
  4. Pembuatan serum
  5. Kloning
  6. Semangka tanpa biji
  7. Padi tahan wereng
Penjelasan Tentang Pengertian tulang spons

Penjelasan Tentang Pengertian tulang spons

Tulang spons adalah bagian berongga yang terletak menjelang tengah tulang dalam tulang spons terdapat sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning
Sumsum tulang merah membuat sel darah merah. Sebagian dari sumsum tulang merah pada orang dewasa terletak di kepala dan femur hemerus. Sumsum tulang kuning menyimpan lemak.
Penjelasan Tentang Pengertian sakit kepala cluster

Penjelasan Tentang Pengertian sakit kepala cluster

Sakit kepala cluster adalah nyeri satu sisi kepala yang mungkin melibatkan air mata dan hidung tersumbat. Sakit kepala terjadi berulang-ulang setiap hari pada waktu yang sama selama beberapa minggu dan kemudian pergi.
Penjelasan Tentang Pengertian sakit kepala

Penjelasan Tentang Pengertian sakit kepala

Sakit kepala adalah rasa sakit di bagian kepala di atas mata atau telinga, belakang kepala (occipital), atau di belakang leher bagian atas. Sakit kepala, seperti nyeri dada atau sakit punggung, memiliki banyak penyebab.
Penjelasan Tentang Pengertian sistem saraf enterik (enteric nervous system)

Penjelasan Tentang Pengertian sistem saraf enterik (enteric nervous system)

Sistem saraf enterik (enteric nervous system) adalah sistem saraf intrinsik dari saluran pencernaan. Sistem ini berisi sirkuit refleks lengkap yang mendeteksi kondisi fisiologis saluran pencernaan, mengintegrasikan informasi tentang keadaan saluran pencernaan, dan menyediakan output untuk mengontrol gerakan usus, pertukaran cairan antara usus dan lumen, dan aliran darah lokal
Penjelasan Tentang Pengertian oklusi sentris

Penjelasan Tentang Pengertian oklusi sentris

Oklusi sentris adalah bagaiaman gigi atas dan gigi bawah saling bersesuaian ketika rahang Anda menutup.Oklusi sentris menyangkut keselasan saat Anda menggigit. Bila oklusi sentris ideal, Anda tidak memiliki crossbite, overbite/underbite.
Penjelasan Tentang Pengertian oklusi gigi

Penjelasan Tentang Pengertian oklusi gigi

Oklusi gigi adalah cara bagaimana gigi atas dan bawah berkontak satu sama lain. Baik saat Anda beristirahat atau mengunyah oklusi gigi merujuk pada bagaimana gigi-gigi Anda saling bersentuhan dan apakah mereka selaras atau tidak.
beberapa jenis oklusi yaitu;
  • oklusi statis,
  • oklusi sentris dan 
  • maloklusi.
Penjelasan Tentang Pengertian depresi post partum

Penjelasan Tentang Pengertian depresi post partum

Depresi post partum atau depresi pasca melahirkan adalah perasaan gelisah, cemas, lelah dan tidak berharga yang dialami oleh sebagian wanita yang baru melahirkan. Para peneliti menduga bahwa perubahan kadar hormon selama dan setelah kehamilan mungkin menjadi penyebab depresi post partum.
Penjelasan Tentang Pengertian gangguan bipolar

Penjelasan Tentang Pengertian gangguan bipolar

penyakit di mana pasien beralih-alih antara dua ekstrem yang berlawanan. Gangguan bipolar yang paling penting adalah gangguan manik depresif, yang ditandai dengan suasana hati ekstrim tinggi dan rendah
Penjelasan Tentang Pengertian lamotrigin

Penjelasan Tentang Pengertian lamotrigin

Lamotrigin adalah obat antikonvulsan yang umum digunakan untuk mencegah kejang. Obat ini juga digunakan sebagai penstabil suasana hati pada beberapa orang dengan gangguan bipolar atau depresif
Penjelasan Tentang Pengertian antispasmodik

Penjelasan Tentang Pengertian antispasmodik

Antispasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus. Contohnya seperti dicyclomine dan atropin.
Penjelasan Tentang Pengertian mentol

Penjelasan Tentang Pengertian mentol

mentol adalah minyak atsiri yang memiliki sifat antiseptik dan antifungisidal. zat ini juga membantu dengan kemacetan yang disebabkan oleh pilek dan nyeri perut
Penjelasan Tentang Fungsi ketuban

Penjelasan Tentang Fungsi ketuban

Fungsi Ketuban :
  1. Memungkinkan gerak bebasjanin
  2. Melindungi janin dari tauma luar
  3. Mempertahankan suhu yang tetap pada janin
  4. Membuka servix pada saat partus

  • Air ketuban terus dibuat dan dialirkan
  • Diduga berasal dari transudat darah Ibu, kencing  janin
Penjelasan Tentang Fungsi plasenta

Penjelasan Tentang Fungsi plasenta

1.Tempat Pertukaran Zat :
  • Makanan
  • O2
  • Antibodi dari Ibu
  • Zat sampah CO2, ureum dari janin ke Ibu
2.Penghasil Hormon :
  • Estrogen
  • Progesteron
  • HCG : Human Chorionic Gonadotropic Hormon
  • HPL : Human Plasental Lactogen Hormon
  • HCT : Human Chorionic Thyrotropic Hormon
  • HCCT : Human Chorionic Corticotropic Hormon
  • TSH Releasing Hormon
  • LH / FSH Releasing Hormon
3.Sebagai Barrier :
  • Barrier kuman dari Ibu ke janin, virus dapat masuk
Penjelasan Tentang Jenis lapisan chorion

Penjelasan Tentang Jenis lapisan chorion

Chorion terdiri dua lapis :
  • Cytotrofoblast Atau Lapisan Langhans: lapisan chorion sebelah dalam yang berhubungan dengan Mesoderm
  • Syncytiotrofoblast Atau Syncytium : lapisan chorion sebelah luar yang berhubungan dengan Desidua
  • Chorion yang terdapat pada desidua kapsularis villinya akan mati karena kurang makan sehingga gundul disebut : Chorion Leave
  • Chorion yang tumbuh pada desidua basalis villinya tumbuh subur dan berubah jadi plasenta disebut : Chorion Frondosum

Penjelasan Tentang Pertumbuhan ovum

Penjelasan Tentang Pertumbuhan ovum

Setelah Ovulasi, ovum dilingkari oleh Zona pellusida yang diluarnya terdapat Korona radiata
Selama migrasi di tuba, korona radiata makin habis sehingga hanya dilapisi oleh Zona pellusida
Ovum terapung apung dalam sitoplasma kekuningan yang disebut Vitellus

Konsepsi umumnya terjadi di ampulla tuba, dan hanya satu sperma yang dapat menembus Zona pellusida, karena pada kepala sperma mengandung enzim Hyaluronidase, setelah memasukan satu sperma zona pellusida berubah sifat sehingga tidak dapat dimasuki lagi oleh sperma lain

Zigot yang terbentuk kemudian membelah diri menjadi Morula, kemudian terbentuk rongga didalamnya dan berubah jadi Blastula, rongga didalam Blastula disebut Exocoeloom
Pada stadium blastula, sel pada dindingnya akan membentuk Trofoblast

Trofoblast punya kemampuan menembus endometrium / desidua untuk Nidasi umumnya di fundus, terjadi pada hari ke 6 serta mampu menghancurkan sel desidua dan mengambil zat gizinya untuk memberi makan zigot

Desidua Kapsularis : desidua yang menyeliputi hasil konsepsi
Desidua Basilaris : desidua antara hasil konsepsi dan dinding uterus, disinilah plasenta nanti terbentuk

Desidua Parietalis : desidua yang menyeliputi dinding uterus lainya
Didalam exocoeloom ada bintik benih, yang didalamnya akan terbentuk rongga yang disebut : Rongga Amnion, yang dibatasi oleh Sel Ectoderm yang akan membentuk : kulit, rambut, kuku, gigi dan saraf

Pada saat bersamaan tumbuh rongga lain yang disebut : Yolk sac / Ruang Kuning telur, yang dibatasi oleh Sel Entoderm, yang akan membentuk : saluran cerna, nafas, kandung kencing dan hati
Antara Ectoderm dan Entoderm akan tumbuh lapisan Mesoderm, yang akan membentuk : otot, tulang, jaringan ikat, jantung, pembuluh darah dan limfa
Mesoderm juga melapisi Amnion, Yokl sac dan Exocoeloom, sehingga
Yolk sac dilapisi : luar : Mesoderm, dalam : Entoderm
Amnion dilapisi : luar : Mesoderm, dalam : Ektoderm
Exocoeloom dilapisi : luar : Trofoblast, dalam : Mesoderm

Trofoblast yang sebelah dalamnya telah dilapisi oleh Mesoderm disebut : CHORION
Daerah antara amnion dan yokl sac terdiri 3 lapisan : Ectoderm, Mesoderm dan Entoderm yang disebut : Discus Embryonale, dibagian inilah janin akan terbentuk
Janin terus tumbuh kearah rongga amnion sehingga amnion memenuhi seluruh exocoeloom dan bersatu dengan Chorion
Penjelasan Tentang Ruang lingkup epidemiologi

Penjelasan Tentang Ruang lingkup epidemiologi

Ruang Lingkup Epidemiologi
  • Epidemiologi Penyakit Menular
  • Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
  • Epidemiologi Klinik (Kebidanan)
  • Epidemiologi Kependudukan
  • Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan
  • Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
  • Epidemiologi Kesehatan Jiwa
  • Epidemiologi Gizi
Penjelasan Tentang Peranan epidemiologi

Penjelasan Tentang Peranan epidemiologi

Peranan Epidemiologi
  • Mengidentifikasi faktor terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat
  • Menyediakan data untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan
  • Membantu mengevaluasi program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
  • Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
  • Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan
Penjelasan Tentang Penerapan epidemiologi

Penjelasan Tentang Penerapan epidemiologi

Penerapan Epidemiologi
  • Pengamatan Epidemiologi (surveilance epidemiologi): pengamatan akan tanda-tanda akan munculnya wabah di masyarakat.
  • Kegiatan surveilance dilakukan dengan pengumpulan data, kemudian mencatat dan menganalisa akan munculnya kejadian-kejadian penyakit (wabah)
  • Penelitian Epidemiologi: bersifat lebih mendalam dan mengadakan analisis serta kesimpulan.
  • Penelitian bertujuan mencari faktor penyebab penyakit atau membuktikan hipotesa yang telah dibuat berdasarkan kajian masalah yang telah terjadi

Penjelasan Tentang Tujuan epidemiologi

Penjelasan Tentang Tujuan epidemiologi

Tujuan Epidemiologi
  • Menguraikan distribusi dan besarnya masalah suatu penyakit dalam masyarakat (Epidemiologi Deskriptif)
  • Memberikan data untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pencegahan pemberantasan dan pengobatan penyakit, serta menentukan prioritas antara program-program tersebut.
  • Mencari factor penyebab dan asal mula penyakit. (Epidemiologi analitika)
Penjelasan Tentang Sejarah epidemiologi

Penjelasan Tentang Sejarah epidemiologi

Pada abad ke-14, terjadi bencana penyakit menular (wabah) yang melanda Eropa.
Penyakit tersebut dinamakan �Black Death� karena para korban yang terserang, tubuhnya menjadi hitam bila meninggal.

Penyakit tersebut amat ganas, sehingga banyak orang yang meninggal dalam waktu singkat.
Sejak saat itu setiap bencana penyakit yang timbul pada penduduk dinamakan epidemi (wabah)

Mula-mula istilah epidemiologi hanya dipergunakan untuk mempelajari terjadinya wabah penyakit menular yang ganas
Akhir-akhir ini epidemiologi juga dipakai untuk mempelajari penyakit tidak menular, seperti penyakit kanker, penyakit jantung bahkan kecelakaan lalu lintas.
Apa yang diartikan dengan �epidemi� dalam pengertian epidemiologi yang baru, bukan hanya wabah penyakit menular saja, tetapi juga masalah lain yang terjadi di masyarakat.

Bila kita mempelajari sejarah ilmu kedokteran, maka konsep epidemiologi sudah lama dikenal.
Hippocrates, kira-kira 2000 tahun yang lalu, dalam karangannya yang berjudul: �On airs, waters and places� sudah mengemukakan bahwa penyakit ada kaitannya dengan lingkungan dimana orang itu berada
Penjelasan Tentang Contoh variabel templat atau place

Penjelasan Tentang Contoh variabel templat atau place

Variabel Templat Atau Place:
Meliputi: alamat, RT, RW, dusun, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, pulau, negara. Kota, desa, pantai, pegunungan, hutan, rawa, Pasar, mal, jalan raya, stasiun, tempat wisata, hotel
Penjelasan Tentang Rumus predictive value

Penjelasan Tentang Rumus predictive value

Rumus predictive Value
  • PPV: TP / (TP + FP)
  • NPV: TN / (TN + FN)
Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil tes
Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes positive yang benar benar sakit
Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes negative yang benar benar tidak sakit
Penjelasan Tentang Pengertian nilai prediktif negative

Penjelasan Tentang Pengertian nilai prediktif negative

Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes negative yang benar benar tidak sakit
Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil tes
Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes positive yang benar benar sakit
Penjelasan Tentang Pengertian nilai prediktif positive

Penjelasan Tentang Pengertian nilai prediktif positive

Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes positive yang benar benar sakit
Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes negative yang benar benar tidak sakit
Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil tes
Penjelasan Tentang Pengertian nilai prediktif

Penjelasan Tentang Pengertian nilai prediktif

  • Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil tes
  • Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes positive yang benar benar sakit
  • Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes negative yang benar benar tidak sakit
Penjelasan Tentang Pengertian screenig paralel

Penjelasan Tentang Pengertian screenig paralel

Screenig paralel adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil salah satu hasil penyaringan adalah positive
Bentuk screening paralel akan menghasilkan positive palsu meningkat; negative palsu lebih rendah
Penjelasan Tentang Pengertian screening seri

Penjelasan Tentang Pengertian screening seri

Screening Seri adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil kedua penyaringan tersebut positif
Bentuk screening seri akan menghasilkan positive palsu rendah, negative palsu meningkat
Penjelasan Tentang Bentuk mScreening

Penjelasan Tentang Bentuk mScreening

  • Screening Seri adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil kedua penyaringan tersebut positif
  • Bentuk screening seri akan menghasilkan positive palsu rendah, negative palsu meningkat
  • Screenig paralel adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil salah satu hasil penyaringan adalah positive
  • Bentuk screening paralel akan menghasilkan positive palsu meningkat; negative palsu lebih rendah
Penjelasan Tentang Pengertian reliabilitas

Penjelasan Tentang Pengertian reliabilitas

Reliabilitas adalah kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/ konsisten bila test diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama

Ada 2 faktor yg mempengaruhi;
  • Variasi cara screening: stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)
  • Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat beda/ pengamat sama dengan hasil beda
Upaya Meningkatkan Reliabilitas
  • Pembakuan/standarisasi cara screening
  • Peningkatan ketrampilan pengamat
  • Pengamatan yg cermat pada setiap nilai pengamatan
  • Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan
  • Memperbesar klasifikasi kategori yang ada, terutama bila kondisi penyakit juga bervariasi/ bertingkat
Penjelasan Tentang Komponen validitas

Penjelasan Tentang Komponen validitas

Komponen Validitas
  • Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
  • Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
Penjelasan Tentang Pengertian validitas

Penjelasan Tentang Pengertian validitas

Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya
(sehat atau sakit)
validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostik
Penjelasan Tentang Pengertian multiphasic screening

Penjelasan Tentang Pengertian multiphasic screening

Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS penyakit sesak nafas
Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
Penjelasan Tentang Pengertian single disease screening

Penjelasan Tentang Pengertian single disease screening

Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS penyakit sesak nafas


Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
Penjelasan Tentang Pengertian selective screening

Penjelasan Tentang Pengertian selective screening

Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah

Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit

Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas

Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
Penjelasan Tentang Pengertian mass screening

Penjelasan Tentang Pengertian mass screening

  • Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
  • Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
  • Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
  • Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS penyakit sesak nafas

Penjelasan Tentang Pengertian test pemeriksaan

Penjelasan Tentang Pengertian test pemeriksaan

Test pemeriksaan adalah upaya untuk membantu menegakan diagnosis dengan Pemeriksaan laboratorium atau alat lain (USG, EKG, Rontgen)
Contoh: pemeriksaan darah lengkap, widal, foto dada, USG abdomen
Penjelasan Tentang Pengertian pemeriksaan fisik

Penjelasan Tentang Pengertian pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah upaya untuk mencari Tanda (sign) yaitu hasil pengamatan obyektif dokter atau tenaga kesehatan terhadap keluhan pasien

Berdasarkan apa yang ditemukan tenaga kesehatan dalam pemeriksaan
Contoh: panas, edem, memar, kembung
Penjelasan Tentang Penyebab gerak yang harmonis

Penjelasan Tentang Penyebab gerak yang harmonis

Gerak yang harmonis terjadi akibat koordinasi antara:
  1. Otot Penggerak Utama contohnya m. Bisep
  2. Otot Antagonis contohnya m. Trisep
  3. Otot Fiksasi contohnya otot depan dan bawah bahu (sekitar bahu)
Penjelasan Tentang Pengertian depolarisasi

Penjelasan Tentang Pengertian depolarisasi

Depolarisasi adalah perubahan muatan ion didalam sel dari negatif menjadi positif
Perubahan ion tsb akibat permiabilitas Na masuk kedalam sel yang meningkat
Permiabilitas Na yang meningkat akibat adanya rangsangan pada sel (listrik, zat kimia)
Potensial positif didalam sel disebut: Potensial Reversal
Penjelasan Tentang Komponen neuron

Penjelasan Tentang Komponen neuron

Komponen Neuron
  • Dendrit
  • Badan sel
  • Akson
  • Neurit
  • Mielin
  • Sel Schwan berfungsi sebagai regenerasi sel saraf
Penjelasan Tentang Pengertian sel eksitabel

Penjelasan Tentang Pengertian sel eksitabel

Sel eksitabel adalah sel yang peka terhadap rangsang (saraf dan otot)
Neuron terdiri dendrit, badan sel, akson dan neurit arah impuls dari dendrit ke neurit
Penjelasan Tentang Pengertian sinap

Penjelasan Tentang Pengertian sinap

  • Sinap adalah hubungan satu neuron dengan neuron lain
  • Pada motorneuron siap terjadi pada soma atau dendrit (ribuan)
  • Diantara bongkol sinap (synaptic knob) ada yang bersifat eksitasi atau inhibisi
  • Bongkol sinap disebut juga terminal knob atau terminal presinaptik
  • Antara terminal sinaptik dan soma neuron terdapat celah sinap
  • Didalam bongkol sinap terdapat vesikel sinaptik dan mitokondria
  • Vesikel sinaptik mengandung senyawa transmiter yang bila dilepaskan kedalam celah sinap dapat merangsang atau menghambat neuron
  • Mitokondria menyediakan ATP yang digunakan untuk mensintesis transmiter baru
  • Bila potensial aksi menyebar sampai bongkol sinaptik, depolarisasi membran menyebabkan pengosongan sejumlah kecil vesikel kedalam celah sinap
  • Neurotransmiter akhirnya menyebabkan eksitasi / inhibisi

Penjelasan Tentang Fungsi hemisfer

Penjelasan Tentang Fungsi hemisfer

Fungsi hemisfer kiri:
  • Fungsi motorik/sensorik tubuh kanan
  • Fungsi berbahasa
  • Berpikir matematik atau logis
Fungsi hemisfer kanan:
  • Fungsi motorik/sensorik tubuh kiri
  • Mengendalikan ruang
  • Pemikiran abstrak/imajiner/seni
Penjelasan Tentang Fungsi statistik Inferensial atau induktif

Penjelasan Tentang Fungsi statistik Inferensial atau induktif

Statistik Inferensial atauinduktif adalah statistik bertujuan menaksir secara umum suatu populasi dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori
Contoh
  • Uji faktor yang mempengaruhi kunjungan Puskesmas
  • Uji faktor pengaruh antara umur ibu dengan ca servix

Penjelasan Tentang Fungsi Statistik deskriptif atau deduktif

Penjelasan Tentang Fungsi Statistik deskriptif atau deduktif

Statistik deskriptif atau deduktif adalah statistik yang bertujuan menggambarkan ciri suatu obyek berdasarkan data yang diperoleh, tanpa tindak lanjut (mencari penyebab)
Contoh:
Statistik kunjungan Puskesmas
Statistik penderita Ca servix di poli kandungan
Penjelasan Tentang Beda menghitung dan mengukur

Penjelasan Tentang Beda menghitung dan mengukur

Beda Menghitung dan Mengukur
  • Menghitung: tidak ada alat ukurnya, bentuk angkanya bulat, tidak ada satuanya
  • Contoh: jumlah mahasiswa, jumlah buku
  • Mengukur: ada alat ukurnya, bentuk angkanya desimal, ada satuanya
  • Contoh: suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan
Penjelasan Tentang Pengertian agregat

Penjelasan Tentang Pengertian agregat

Agregat adalah kumpulan fakta yang diperoleh dari obyek yang kita amati,cara memperoleh agregat: mengamati satu/sekelompok obyek secara berulang
Penjelasan Tentang Pengertian sintesis

Penjelasan Tentang Pengertian sintesis

Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli
Penjelasan Tentang Pengertian akulturasi

Penjelasan Tentang Pengertian akulturasi

Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Penjelasan Tentang Komponen sehat

Penjelasan Tentang Komponen sehat

Komponen Sehat
  • Sehat fisik: sehat anatomi dan fungsi
  • Sehat mental: rasional, emosi sesuai dengan realita, spiritual
  • Sehat sosial: bersosialisasi dengan lingkungan
  • Sehat ekonomi: mampu membiayai atau mengurusi dirinya sendiri atau menunjukan prestasi
Penjelasan Tentang Pengertian segitiga epidemiologi

Penjelasan Tentang Pengertian segitiga epidemiologi

Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)
Penjelasan Tentang Pengertian anamnesis

Penjelasan Tentang Pengertian anamnesis

Anamnesis adalah upaya untuk mencari keluhan yang berupa gejala (simptom) yang dirasakan pasien
Berdasarkan apa yang dirasakan pasien (hasil observasi objektif pasien)
Penjelasan Tentang Pengertian epidemiologi deskriptif

Penjelasan Tentang Pengertian epidemiologi deskriptif

Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang menggambarkan penyebaran atau distribusi penyakit yang terjadi di masyarakat berdasarkan variabel epidemiologi yang mempengaruhinya.
Variabel epidemiologi tersebut dikelompokan menurut: orang (person), tempat (place) dan waktu (time)
Penjelasan Tentang Cara membuat distribusi frekuensi

Penjelasan Tentang Cara membuat distribusi frekuensi

Cara membuat Distribusi Frekuensi
  • Carilah rentang nilai dengan cara nilai terbesar dikurangi nilai terkecil
  • Hasil rentang nilai dibagi dengan banyaknya kelas interval yang diinginkan.
  • Banyaknya kelas interval mulai 5 s/d 15
  • Hasil pembagian rentang nilai dengan banyaknya kelas merupakan panjang dari kelas interval
Penjelasan Tentang Kerugian dan keuntungan survey

Penjelasan Tentang Kerugian dan keuntungan survey

Pengumpulan Data
  1. Sensus: mencari data dengan mengamati atau mengukur semua responden
  2. Survey: mencari data dengan mengamati atau mengukur sebagian responden
  • Keuntungan survey
    Biaya murah, waktu dan tenaga sedikit, data lebih valid
  • Kerugian survey
    Data bersifat sesaat tidak dapat menggambarkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu
Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Pupil

Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis.

Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :

a.Berkurangnya rangsangan simpatis
b.Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan miosis. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan.

Sudut bilik mata depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris. Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea. Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glau�koma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.

Retina
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.1,2 Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira ber�diameter 1 - 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak melekuk dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal. Retina terdiri atas lapisan:

a.Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
b.Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
c.Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
d.Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
e.Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
f.Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion
g.Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
h.Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
i.Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1 Batang lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut lebih banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta).
Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Uvea

Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Uvea

Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua  bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid. Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini ber�gabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 - 20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu :

a.Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.
b.Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil.
c.Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.
Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.

Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak sedikit�nya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripti. Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot-otot siliar dan proses siliar. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung. Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor Akuos. Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.
Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Kornea

Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Kornea

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis :

a.Epitel
  • Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
  • Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini ter�dorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui des�mosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
  • Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepada�nya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
  • Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
b.Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

c.Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkem�bangan embrio atau sesudah trauma.

d.Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.
Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40 �m.

e.Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi�desmosom dan zonula okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bow�man melepaskan selubung Schwannya.

Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea.

Endotel tidak mempunyai daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Sklera

Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupa�kan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea. Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mem�punyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.

Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid. Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.
Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Bola Mata

Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Bola Mata

Bola mata terdiri atas :
a.Dinding bola mata
b.Isi bola mata.

Dinding bola mata terdiri atas :
a.Sclera
b.Kornea .
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
a.Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.
b.Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh para�simpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasim�patis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.

Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.
Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsang�an pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina. Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuator�nya pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
Penjelasan Tentang Bagian Konjungtiva

Penjelasan Tentang Bagian Konjungtiva

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a.Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
b.Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
c.Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Konjungtiva

Penjelasan Tentang Penjelasan Tentang Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea tidak kering.

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a.Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
b.Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
c.Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
Penjelasan Tentang Sistem Lakrimal

Penjelasan Tentang Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :

a.Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero superior rongga orbita.
b.Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di�bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.
Penjelasan Tentang Kelopak Mata

Penjelasan Tentang Kelopak Mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.

Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk. Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos. Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

a.Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

b.Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

c.Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

d.Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

e.Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).

f.Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.

g.Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.
Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Konjungtivitis

Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Konjungtivitis

1.Konjungtivitis Bakteri
Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin, dll. selama 3-5 hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan.
Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata disertai antibiotik spektrum obat salep luas tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4�5 kali sehari.

2.Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Penatalaksanaan keperawatan:
a.Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topikal dan sistemik. Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau dengan garam fisiologik setiap � jam.
b.Kemudian diberi salep penisilin setiap � jam.

Pengobatan biasanya dengan perawatan di Rumah Sakit dan terisolasi Medika mentosa:
a.Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000 � 20.000 unti /ml setiap 1 menit sampai 30 menit.
b.Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberian salep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
c.Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.
d.Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut � turut negatif.

3.Konjungtivitis alergi
Penatalaksanaan keperawatan berupa Kompres dingin dan menghindarkan penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat Antihistamin atau bahan vasokonstriktor dan pemberian Astringen, sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan  membuang kerak-kerak dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin(garam fisiologis). Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan memberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.

4.Konjungtivitis viral
Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian. Antihistamin / dekongestan topikal. Tersedia bebas di pasaran. Kompres hangat atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.

5.Konjungtivitis blenore
Penatalaksanaan pada konjungtivitis blenore berupa pemberian penisilin topikal mata dibersihkan dari sekret. Pencegahan merupakan cara yang lebih aman yaitu dengan membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan memberikan salep kloramfenikol. Pengobatan dokter biasanya disesuaikan dengan diagnosis.

Pengobatan konjungtivitis blenore:
a.Penisilin topikal tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini dapat diberikan setiap setengah jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat tanda � tanda perbaikan.
b.Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari, karena bila tidak maka pemberian obat tidak akan efektif.
c.Kadang � kadang perlu diberikan bersama � sama dengan tetrasiklin untuk infeksi chlamydia yang banyak terjadi.
Penjelasan Tentang Tanda tanda blenore

Penjelasan Tentang Tanda tanda blenore

Tanda � tanda blenore adalah sebagai berikut:
a.Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO.
b.Merupakan penyebab utama oftalmia neonatorum.
c.Memberikan sekret purulen padat sekret yang kental.
d.Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari.
e.Perdarahan subkonjungtiva dan kemotik.
Penjelasan Tentang Manifestasi klinis Konjungtivitis

Penjelasan Tentang Manifestasi klinis Konjungtivitis

1.Konjungtivitis Bakteri
Gejalanya, dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora dan rabas pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi lebih tebal atau mukus dan berkembang menjadi purulen yang menyebabkan kelopak mata menyatu dalam posisi tertutup terutama saat bangun tidur pagi hari. Eksudasi lebih berlimpah pada konjungtivitis jenis ini. Dapat ditemukan kerusakan kecil pada epitel kornea.

2.Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Sering disertai urethritis. Infeksi mata menunjukkan sekret purulen yang masif. Gejala lain meliputi mata merah, iritasi, dan nyeri palpasi. Biasanya terdapat kemosis, kelopak mata bengkak, dan adenopati preaurikuler yang nyeri. Diplokokus gram negatif dapat diidentifikasi dengan pewarnaan Gram pada sekret. Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topikal dan sistemik.

3.Konjungtivitis Alergi
a.Mata gatal
b.Panas
c.Mata berair
d.Mata merah
e.Kelopak mata bengkak.
f.Pada anak biasanya disertai riwayat atopi lainnya seperti rhinitis alergi, eksema, atau asma.
g Pada pemeriksaan laboratorium  ditemukan sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan basofil.

4.Konjungtivitis Viral                                           
Gejalanya : Pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotofobia dan sensasi adanya benda asing pada mata. Epifora merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva dapat menjadi kemerahan dan bisa terjadi nyeri periorbital. Konjungtivitis dapat disertai adenopati,demam, faringitis, dan infeksi saluran napas atas.

5.Konjungtivitis blenore
Tanda � tanda blenore adalah sebagai berikut:
a.Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO.
b.Merupakan penyebab utama oftalmia neonatorum.
c.Memberikan sekret purulen padat sekret yang kental.
d.Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari.
e.Perdarahan subkonjungtiva dan kemotik.
Penjelasan Tentang Patofisiologi Konjungtiva

Penjelasan Tentang Patofisiologi Konjungtiva

Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak

menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel �sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel � sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh � pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea terkena.    
Penjelasan Tentang Etiologi dan klasifikasi Konjungtivitis

Penjelasan Tentang Etiologi dan klasifikasi Konjungtivitis

1.Konjungtivitis  Bakteri
Terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Konjungtivitis bakteri sangat menular, menyebar melalui kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau dengan objek yang terkontaminasi.

2.Konjungtivitis  Bakteri Hiperakut
Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut yang beratdan mengancam penglihatan, perlu rujukan ke oftalmologis segera.

3.Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling sering adalah keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam.

4.Konjungtivitis Alergi
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sensitivitas terhadap serbuk, protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan/atau obat ( atropin dan antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray, tata rias, asap rokok. Asma, demam kering dan ekzema juga berhubungan dengan konjungtivitis alergi. Disebabkan oleh alergen yang terdapat di udara, yang menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin.. Pasien dengan konjungtivitis alergi sering memiliki riwayat atopi, alergi musiman, atau alergi spesifik (misal terhadap kucing).

5.Konjungtivitis blenore, konjungtivitis purulen ( bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore ). Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir. Penyebab oftalmia neonatorum adalah
a.Gonococ
b.Chlamydia ( inklusion blenore )
c.Staphylococus
Masa inkubasi bervariasi antara 3 � 6 hari
�Gonore        : 1 � 3 hari
�Chlamydia  : 5 � 12 hari
Penjelasan Tentang Pengertian Konjungtivitis

Penjelasan Tentang Pengertian Konjungtivitis

Conjunctivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme
(virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.

Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).

Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh  sendiri. Dapat juga menjadi kronik dan hal ini mengindikasikan perubahan degeneratif atau kerusakan akibat serangan akut yang berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata merah. Pada konjungtivitis didapatkan hiperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan pada iritasi konjungtiva hanya injeksi konjungtiva dan biasanya terjadi karena mata lelah, kurang tidur,asap, debu dan lain-lain.