Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja
Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja - Selamat datang untuk para pembaca blog Warkop Jogja. Blog yang didesign khusus buat semua orang, baik itu kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya. Pada sharing artikel kali ini, kami akan menyajikan sebuah tulisan yang berjudul Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja. Semoga isi postingan blog warkop jogja ini dapat di pahami.
Artikel : Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja
Judul : Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja
Bentuk penyimpanan dalam hati dalam bentuk retinol sebagai asupan dari vitamin A dan beta carotene. Ketika asupan vitamin A melebihi 300-1200 �g/hari, kelebihan akan disimpan dan cadangan di hati meningkat. Ketika asupan vitamin A kurang dari jumlah yang dibutuhkan, cadangan retinol dalam hati akan dikeluarkan untuk memelihara serum retinol pada tingkat normal (di atas 200 �g)). Ketika asupan vitamin A terus menerus berkurang untuk jangka waktu yang lama, cadangan dalam hati akan menipis, tingkat serum retinol akan turun, fungsi epitel terganggu, dan tanda-tanda xerophthalmia terlihat.
Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, yaitu reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja. Durasi ketidakcukupan asupan terjadi tergantung dari jumlah vitamin A yang dicerna, tingkat penyimpanan hati, dan tingkat penggunaan vitamin A yang digunakan oleh tubuh.
Anak-anak dengan status gizi buruk, asupan vitamin A yang sangat sedikit akan memiliki cadangan yang terbatas. Ketika asupan vitamin A tidak ada dari diet atau terjadi gangguan penyerapan dan terjadi peningkatan kebutuhan. metabolisme dapat secara cepat menghabiskan cadangan retinol dalam hati dan merusak kornea, walaupun mata pada saat itu masih terlihat normal. Ketersediaan vitamin A juga tergantung pada status gizi anak secara keseluruhan. Jika asupan protein kurang maka sintesis RBP pun akan menurun. Serum Retinol akan menurun walaupun cadangan di hati normal. Akhirnya, hati tidak dapat menyimpan lagi vitamin A atau mensisntesis RBP secara normal (Sommer 1978).
Demikianlah Artikel Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja , mudah-mudahan dapat memberi manfaat untuk anda semua, kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya.
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-patofisiologi-rabun.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.
Artikel : Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja
Judul : Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja
Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja
Bentuk penyimpanan dalam hati dalam bentuk retinol sebagai asupan dari vitamin A dan beta carotene. Ketika asupan vitamin A melebihi 300-1200 �g/hari, kelebihan akan disimpan dan cadangan di hati meningkat. Ketika asupan vitamin A kurang dari jumlah yang dibutuhkan, cadangan retinol dalam hati akan dikeluarkan untuk memelihara serum retinol pada tingkat normal (di atas 200 �g)). Ketika asupan vitamin A terus menerus berkurang untuk jangka waktu yang lama, cadangan dalam hati akan menipis, tingkat serum retinol akan turun, fungsi epitel terganggu, dan tanda-tanda xerophthalmia terlihat.
Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, yaitu reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja. Durasi ketidakcukupan asupan terjadi tergantung dari jumlah vitamin A yang dicerna, tingkat penyimpanan hati, dan tingkat penggunaan vitamin A yang digunakan oleh tubuh.
Anak-anak dengan status gizi buruk, asupan vitamin A yang sangat sedikit akan memiliki cadangan yang terbatas. Ketika asupan vitamin A tidak ada dari diet atau terjadi gangguan penyerapan dan terjadi peningkatan kebutuhan. metabolisme dapat secara cepat menghabiskan cadangan retinol dalam hati dan merusak kornea, walaupun mata pada saat itu masih terlihat normal. Ketersediaan vitamin A juga tergantung pada status gizi anak secara keseluruhan. Jika asupan protein kurang maka sintesis RBP pun akan menurun. Serum Retinol akan menurun walaupun cadangan di hati normal. Akhirnya, hati tidak dapat menyimpan lagi vitamin A atau mensisntesis RBP secara normal (Sommer 1978).
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-patofisiologi-rabun.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Patofisiologi Rabun Senja ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.