Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA)

Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA) - Selamat datang untuk para pembaca blog Warkop Jogja. Blog yang didesign khusus buat semua orang, baik itu kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya. Pada sharing artikel kali ini, kami akan menyajikan sebuah tulisan yang berjudul Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA). Semoga isi postingan blog warkop jogja ini dapat di pahami.

Artikel : Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA)
Judul : Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA)
Simak uraian berikut ini:

Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA)


Penatalaksanaan OMA pada prinsipnya memberikan terapi medikamentosa. Pemberian terapi medikamentosa ini tergantung pada stadium penyakitnya.

Stadium oklusi
Pada stadium ini pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam laruitan 12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik<fisiologis (anak  untuk yang berumur di atas 12 tahun dan pada orang dewasa. Disamping itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotika diberikan apabila penyebab infeksi adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.

Stadium Presupurasi
Pada stadium ini antibiotika, obat tetes hidunng dan analgetika perlu diberikan. Bilamembran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotika yang dianjurkan adalah dari golongan penisilin atau ampisilin. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada anak ampisilin diberikan dengan dosis 50 � 100 mg/BB/hari, dibagi dalam 4 dosis, atau eritromisin 40 mg/BB/hari.

Stadium Supurasi
Diamping diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala � gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari. Pada stadium ini bila terjadi perforasi sering terlihat adanya sekret berupa purulen dan kadang terlihat keluarnya sekret secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 selam 3 � 5 hari serta antibiotika yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 � 10 hari.

Stadium Resolusi
Pada stadium ini jika terjadi resolusi maka membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Tetapi bila tidak terjadi resolusi akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkina telah terjadi mastoiditis.

Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu,maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Bila perforasi menetap dan sekret masih tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua bulan maka keadaan ini disebut otitis media supuratif kronik (OMSK).

Demikianlah Artikel Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA), mudah-mudahan dapat memberi manfaat untuk anda semua, kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya.

Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-penatalaksanaan_6.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Penatalaksanaan Otitis media akut (OMA) ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.
Blogger
Disqus

No comments