Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme
Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme - Selamat datang untuk para pembaca blog Warkop Jogja. Blog yang didesign khusus buat semua orang, baik itu kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya. Pada sharing artikel kali ini, kami akan menyajikan sebuah tulisan yang berjudul Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme. Semoga isi postingan blog warkop jogja ini dapat di pahami.
Artikel : Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme
Judul : Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme
1.Hipertiroidisme
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengobatan normal sekresi hormone tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktifitas system saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimuli system kardida dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada takikardia dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negative, penipisan lemak dab hasil akhir defisiensi nutrisi.
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituitary dan hormone gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertasi, akan mengakibatkan penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas wanita juga akan menunjukkan ketidak teraturan menstruasi dan penurunan fertilitas.
2.Hipotiroidisme
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun, 4 kali lipat angka kejadian pada wanita disbanding pria. Hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang pada 4 ribu kelainan hidup.
Jika produksi hormen tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap rangsangan hormone TSH. Penurunan serkersi hormone kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang aka mempengaruhi semua system tubuh.
Penurunan hormone tiroid juga akan menggangu metabolisme lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigeliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosit. Akumulasi proteoglicang hidrophilik di rongga interstisial seperti rongga pleura, kardiak dan abdominal sebagai tanda mikedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunya hormone tiroid memungkinkan klien mengalami enemi.
Demikianlah Artikel Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme , mudah-mudahan dapat memberi manfaat untuk anda semua, kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya.
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-patofisiologi_3.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.
Artikel : Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme
Judul : Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme
Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme
1.Hipertiroidisme
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengobatan normal sekresi hormone tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktifitas system saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimuli system kardida dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada takikardia dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negative, penipisan lemak dab hasil akhir defisiensi nutrisi.
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituitary dan hormone gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertasi, akan mengakibatkan penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas wanita juga akan menunjukkan ketidak teraturan menstruasi dan penurunan fertilitas.
2.Hipotiroidisme
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun, 4 kali lipat angka kejadian pada wanita disbanding pria. Hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang pada 4 ribu kelainan hidup.
Jika produksi hormen tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap rangsangan hormone TSH. Penurunan serkersi hormone kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang aka mempengaruhi semua system tubuh.
Penurunan hormone tiroid juga akan menggangu metabolisme lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigeliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosit. Akumulasi proteoglicang hidrophilik di rongga interstisial seperti rongga pleura, kardiak dan abdominal sebagai tanda mikedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunya hormone tiroid memungkinkan klien mengalami enemi.
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-patofisiologi_3.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Patofisiologi Hipertiroidisme Dan Hipotiroidisme ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.