Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja
Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja - Selamat datang untuk para pembaca blog Warkop Jogja. Blog yang didesign khusus buat semua orang, baik itu kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya. Pada sharing artikel kali ini, kami akan menyajikan sebuah tulisan yang berjudul Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja. Semoga isi postingan blog warkop jogja ini dapat di pahami.
Artikel : Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja
Judul : Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang vital untuk menjaga kesehatan. Vitamin A tidak hanya bertanggung jawab pada kesehatan mata, tapi juga kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rendahnya respons imun, kesuburan, ganggguan pada pertumbuhan, serta rendahnya perkembangan mental. Selain itu kelainan pada mata (xerophthalmia) dan buta senja merupakan sebagian contoh kekurangan vitamin A. Xerophthalmia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan.
Salah satu upaya untuk mencegah kekurangan vitamin A adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, seperti nabati (karoten), hewani (retinol). Sayuran berdaun hijau (kangkung, bayam, daun pepaya, dll), buah-buahan yang berwarna orange (wortel, pepaya), susu, daging, hati, telur. Vitamin A juga dapat ditemukan di suplemen,
seperti susu bubuk, kapsul vitamin A.
Menurut hasil temuan para ahli di bawah koordinasi WHO (tahun 2000) dan pertemuan-pertemuan yang dikoorinasi oleh IVACG (International Vitamin A Consultative Group), anjuran pemberian vitamin A adalah sebagai berikut :
1. Bayi 0 hingga 6 bulan adalah sebanyak 3 x 50.000 IU.
2. Bayi 6 hingga 11 bulan adalah sebanyak 100.000 IU (kapsul biru).
3. Bayi 12 hingga 59 bulan adalah sebanyak 200.000 IU (kapsul merah)
4. Ibu masa nifas adalah sebesar 400.000 IU (2X 200.000 IU pada hari yang berbeda).
5. Ibu setelah masa nifas (ada juga kemungkinan sebagian hamil) adalah sebesar 10.000 IU/ hari atau 25.000 IU/ minggu (Hutahuruk 2009).
Tujuan pada diet untuk penderita rabun senja adalah memberikan makanan yang cukup sesuai kebutuhan untuk mencapai status gizi normal dan memberikan makanan sumber vitamin A untuk mengoreksi kurang vitamin A. Syarat diet pada penderita rabun senja adalah :
a. Energi
Energi diberikan cukup untuk mencegah pemecahan protein menjadi
sumber energi dan untuk penyembuhan. Pada kasus gizi buruk, diberikan
bertahap mengikuti fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi, yaitu 80-100
kalori/kg BB, 150 kalori/ kg BB dan 200 kalori/ kg BB.
b. Protein
Protein diberikan tinggi, mengingat peranannya dalam pembentukan
Retinol Binding Protein (RBP) dan Rodopsin. Pada gizi buruk diberikan bertahap, yaitu 1 � 1,5 gram/ kg BB / hari ; 2 d 3 gram/ kg BB / hari dan 3 d 4 gram/ kg BB / hari
c. Lemak
Lemak diberikan cukup agar penyerapan vitamin A optimal.
Pemberian minyak kelapa yang kaya akan asam lemak rantai sedang
(MCT=Medium Chain Tryglycerides). Penggunaan minyak kelapa sawit
yang berwarna merah dianjurkan.
Demikianlah Artikel Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja , mudah-mudahan dapat memberi manfaat untuk anda semua, kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya.
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-anjuran-gizi-pada.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.
Artikel : Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja
Judul : Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja
Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang vital untuk menjaga kesehatan. Vitamin A tidak hanya bertanggung jawab pada kesehatan mata, tapi juga kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rendahnya respons imun, kesuburan, ganggguan pada pertumbuhan, serta rendahnya perkembangan mental. Selain itu kelainan pada mata (xerophthalmia) dan buta senja merupakan sebagian contoh kekurangan vitamin A. Xerophthalmia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan.
Salah satu upaya untuk mencegah kekurangan vitamin A adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, seperti nabati (karoten), hewani (retinol). Sayuran berdaun hijau (kangkung, bayam, daun pepaya, dll), buah-buahan yang berwarna orange (wortel, pepaya), susu, daging, hati, telur. Vitamin A juga dapat ditemukan di suplemen,
seperti susu bubuk, kapsul vitamin A.
Menurut hasil temuan para ahli di bawah koordinasi WHO (tahun 2000) dan pertemuan-pertemuan yang dikoorinasi oleh IVACG (International Vitamin A Consultative Group), anjuran pemberian vitamin A adalah sebagai berikut :
1. Bayi 0 hingga 6 bulan adalah sebanyak 3 x 50.000 IU.
2. Bayi 6 hingga 11 bulan adalah sebanyak 100.000 IU (kapsul biru).
3. Bayi 12 hingga 59 bulan adalah sebanyak 200.000 IU (kapsul merah)
4. Ibu masa nifas adalah sebesar 400.000 IU (2X 200.000 IU pada hari yang berbeda).
5. Ibu setelah masa nifas (ada juga kemungkinan sebagian hamil) adalah sebesar 10.000 IU/ hari atau 25.000 IU/ minggu (Hutahuruk 2009).
Tujuan pada diet untuk penderita rabun senja adalah memberikan makanan yang cukup sesuai kebutuhan untuk mencapai status gizi normal dan memberikan makanan sumber vitamin A untuk mengoreksi kurang vitamin A. Syarat diet pada penderita rabun senja adalah :
a. Energi
Energi diberikan cukup untuk mencegah pemecahan protein menjadi
sumber energi dan untuk penyembuhan. Pada kasus gizi buruk, diberikan
bertahap mengikuti fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi, yaitu 80-100
kalori/kg BB, 150 kalori/ kg BB dan 200 kalori/ kg BB.
b. Protein
Protein diberikan tinggi, mengingat peranannya dalam pembentukan
Retinol Binding Protein (RBP) dan Rodopsin. Pada gizi buruk diberikan bertahap, yaitu 1 � 1,5 gram/ kg BB / hari ; 2 d 3 gram/ kg BB / hari dan 3 d 4 gram/ kg BB / hari
c. Lemak
Lemak diberikan cukup agar penyerapan vitamin A optimal.
Pemberian minyak kelapa yang kaya akan asam lemak rantai sedang
(MCT=Medium Chain Tryglycerides). Penggunaan minyak kelapa sawit
yang berwarna merah dianjurkan.
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/06/penjelasan-tentang-anjuran-gizi-pada.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang Anjuran Gizi pada Rabun Senja ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.