Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE
Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE - Selamat datang untuk para pembaca blog Warkop Jogja. Blog yang didesign khusus buat semua orang, baik itu kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya. Pada sharing artikel kali ini, kami akan menyajikan sebuah tulisan yang berjudul Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE. Semoga isi postingan blog warkop jogja ini dapat di pahami.
Artikel : Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE
Judul : Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE
Oligomenore dapat disebabkan karena terjadinya gangguan hormonal, penyakit kronis, adanya tumor, masalah gizi, gangguan makan (anoreksia nervosa) dan stres (Arju, 2008).
1. Gangguan hormonal
Terjadinya gangguan hormonal menyebabkan perubahan keseimbangan hormon sehingga tidak mengalami ovulasi. Hal ini mengakibatkan siklus haid memanjang (oligomenore) (Agus, 2008).
2. Penyakit kronis
Akibat menderita penyakit kronis, tubuh mengalami kekurangan nutrisi. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi (Iskandar, 2007).
3. Masalah gizi
Tubuh yang sangat gemuk atau kurus bisa mempengaruhi siklus haid, karena sistim metabolisme di dalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi sehingga siklus haid pun terganggu (Agus, 2008).
4. Gangguan makan (anoreksia nervosa)
Terjadinya gangguan makan (anoreksia nervosa) mengakibatkan sistim metabolisme di dalam tubuh terganggu. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi sehingga siklus haid juga ikut terganggu (Iskandar, 2007).
5. Stres
Wanita yang mengalami stres, biasanya juga
akan mengalami gangguan hormonal. Hipothalamus saat stres akan mensekresi CRF (corticotropin releasing factor) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adenocorticotrophic hormone). Pelepasan ACTH menyebabkan kelenjar adrenal mensekresi hormon kortisol. Adanya sekresi hormon kortisol menimbulkan respon kewaspadaan yang merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres. Akibatnya produksi seks hormon (estrogen dan progesteron) ditekan sedemikian rupa sehingga tidak berkompetisi mendapatkan energi. Hal ini mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi (oligomenore) (Hager, 2002).
Demikianlah Artikel Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE , mudah-mudahan dapat memberi manfaat untuk anda semua, kalangan pelajar, kalangan mahasiswa, kalangan pencinta hidup sehat, politik, olahraga, musik, ekonomi, sosial budaya dan penggiat kegiatan positif lainnya.
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/05/penjelasan-tentang-kerangka-konsep.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.
Artikel : Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE
Judul : Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE
Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE
Oligomenore dapat disebabkan karena terjadinya gangguan hormonal, penyakit kronis, adanya tumor, masalah gizi, gangguan makan (anoreksia nervosa) dan stres (Arju, 2008).
1. Gangguan hormonal
Terjadinya gangguan hormonal menyebabkan perubahan keseimbangan hormon sehingga tidak mengalami ovulasi. Hal ini mengakibatkan siklus haid memanjang (oligomenore) (Agus, 2008).
2. Penyakit kronis
Akibat menderita penyakit kronis, tubuh mengalami kekurangan nutrisi. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi (Iskandar, 2007).
3. Masalah gizi
Tubuh yang sangat gemuk atau kurus bisa mempengaruhi siklus haid, karena sistim metabolisme di dalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi sehingga siklus haid pun terganggu (Agus, 2008).
4. Gangguan makan (anoreksia nervosa)
Terjadinya gangguan makan (anoreksia nervosa) mengakibatkan sistim metabolisme di dalam tubuh terganggu. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi sehingga siklus haid juga ikut terganggu (Iskandar, 2007).
5. Stres
Wanita yang mengalami stres, biasanya juga
akan mengalami gangguan hormonal. Hipothalamus saat stres akan mensekresi CRF (corticotropin releasing factor) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adenocorticotrophic hormone). Pelepasan ACTH menyebabkan kelenjar adrenal mensekresi hormon kortisol. Adanya sekresi hormon kortisol menimbulkan respon kewaspadaan yang merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres. Akibatnya produksi seks hormon (estrogen dan progesteron) ditekan sedemikian rupa sehingga tidak berkompetisi mendapatkan energi. Hal ini mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi (oligomenore) (Hager, 2002).
Url permalink Artikel ini adalah https://warkopjogja.blogspot.com/2012/05/penjelasan-tentang-kerangka-konsep.html. Silahkan sebarkan atau bagikan artikel Penjelasan Tentang KERANGKA KONSEP HUBUNGAN STRESS DENGAN OLIGOMENORHOE ini kepada teman, sahabat dan saudara anda semoga bisa bermanfaat.